Gambaran Umum Desa Lemahireng
Sejarah Desa Lemahireng
Konon, menurut cerita turun-temurun, sekitar abad ke-17 Syekh Basyaruddin dari Alas Turonggo Surakarta mendapat tugas dari Pangeran Benowo untuk berdakwah di daerah ini. Pada masa itu, daerah ini dikenal sebagai tempat yang banyak penganut “ilmu hitam”. Untuk mengatasi kondisi tersebut, Syekh Basyaruddin mendirikan pesantren di Gunung Munggut, Desa Pringapus, yang terletak di sebelah utara Desa Lemahireng, karena wilayah tersebut dianggap lebih kondusif.
Berkali-kali Syekh Basyaruddin mencoba berdakwah di daerah ini (sebelum menjadi Desa Lemahireng), namun selalu menemui kegagalan. Akhirnya, ia menugaskan istrinya, Nyai Basyaruddin, untuk berdakwah dengan alasan bahwa sosok perempuan biasanya lebih memahami emosional masyarakat. Singkat cerita, Nyai Basyaruddin berhasil meluluhkan para penganut “ilmu hitam” dan meyakinkan mereka untuk meninggalkan kebiasaan yang melanggar norma sosial dan agama.
Saat itu, daerah ini masih berupa hutan belantara yang kemudian dibakar untuk dijadikan pemukiman. Proses pembakaran hutan ini menjadi titik awal terbentuknya Desa Lemahireng. Nama “Lemahireng” berasal dari tanah yang terbakar hingga berwarna hitam. Namun, secara filosofis, nama ini juga menggambarkan pembakaran “ilmu hitam” bersama para penganutnya dengan cahaya ajaran Islam.
Proses ini menjadi awal mula sejarah peradaban Islam di kawasan ini, yang berhasil menggantikan peradaban paganis dan ilmu hitam. Masyarakat Lemahireng menyebut Nyai Basyaruddin dengan sebutan Nyai Ireng atau Nyaireng. Hingga kini, masyarakat lebih mengenal Mbah Nyai Ireng daripada nama aslinya. Menurut beberapa sumber, nama asli beliau adalah Nyai Wigati, sehingga daerah sekitar makamnya dinamakan Sorogati. Makam Nyai Ireng masih ada hingga sekarang di Punden Desa Lemahireng.
Vidio Jejak Sejarah Desa Lemahireng
Vidio Jejak Sejarah Desa Lemahireng
Kirab 1000 Tumpeng dan Gelar Kesenian
Aspek Geografis
Desa Lemahireng terletak di Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, dengan koordinat geografis:
- Bujur Timur: 110°14’54,75’’ – 110°39’3’’
- Lintang Selatan: 7°3’57” – 7°30’
Desa ini berada di ketinggian ± 584 meter di atas permukaan laut (mdpl), dengan ketinggian terendah di Dusun Kalisalak dan tertinggi di Dusun Krajan.
Luas dan Penggunaan Wilayah
Total luas wilayah Desa Lemahireng adalah ± 601,70 Ha, terdiri dari:
- Tanah Sawah: 143,56 Ha
- Irigasi Teknis: –
- Tadah Hujan: 143,56 Ha
- Tanah Bukan Sawah: 458,14 Ha
- Tegalan/Ladang: 181,02 Ha
- Pemukiman: 204,68 Ha
- Fasilitas Umum: 17,59 Ha
- Hutan: 54,85 Ha
Pembagian Wilayah
Desa Lemahireng terbagi menjadi:
- 4 Dusun: Krajan, Kenongo, Klowoh, Kalisalak
- 9 RW
- 49 RT
Batas-Batas Wilayah
- Utara: Desa Jatijajar (Kecamatan Bergas), Desa Derekan, dan Kelurahan Pringapus (Kecamatan Pringapus)
- Selatan: Kelurahan Harjosari dan Desa Kandangan (Kecamatan Bawen)
- Barat: Desa Randugunting (Kecamatan Bergas)
- Timur: Desa Kandangan (Kecamatan Bawen)
Orbitasi (Jarak Tempuh)
Jarak dari Pemerintahan Desa Lemahireng ke:
- Ibukota Kecamatan: 1,7 km
- Ibukota Kabupaten: 12 km
- Ibukota Provinsi: 29 km
- Ibukota Negara: 480 km
Profil Desa Lemahireng
Peta Wilayah Desa Lemahireng
Aspek Demografi
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK), penduduk Desa Lemahireng per Desember tahun 2022 sebanyak 2.846 KK dan 8.937 jiwa dengan rician sebagai berikut :
Tabel Jumlah Penduduk :
No | Dusun | Jumlah KK | Jumlah Penduduk Lk | Jumlah Penduduk Pr |
1 | Krajan | 1.501 | 2.413 | 2.362 |
2 | Klowoh | 765 | 1.189 | 1.196 |
3 | Kenongo | 376 | 569 | 578 |
4 | Kalisalak | 204 | 312 | 318 |
Jumlah | 2.879 | 4.484 | 4.453 | 8.937 |
Mata pencaharian utama penduduk Desa Lemahireng yaitu di sektor industri. Kemudian disusul dengan sektor pertanian, perdagangan, jasa dll. Jumlah penduduk Desa Lemahireng berdasarkan matapencaharian adalah sebagai berikut :
No | Mata Pencaharian | Laki-Laki | Perempuan |
1 | Pertanian | 138 | 123 |
2 | Perdagangan | 15 | 40 |
3 | PNS | 17 | 10 |
4 | TNI/POLRI | 16 | – |
5 | Guru | 5 | 13 |
6 | Karyawan Swasta | 1.297 | 1.385 |
7 | Buruh | 709 | 539 |
8 | Pensiunan | 11 | 1 |
9 | Wiraswasta | 412 | 338 |
10 | Lainnya | 15 | 321 |
11 | Pelajar/Mahasiswa | 566 | 475 |
12 | Belum/Tidak Bekerja | 1.283 | 1.208 |
Sedangkan komposisi penduduk Desa Lemahireng menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel Tingkat Pendidikan
No | Tingkat Pendidikan | Laki-Laki | Perempuan |
1 | Tidak/Belum Sekolah | 1.169 | 1.170 |
2 | Belum Tamat SD/Sederajat | 212 | 187 |
3 | Tamat SD/Sederajat | 1.145 | 1.185 |
4 | SLTP/Sederajat | 1.018 | 1.013 |
5 | SLTA/Sederajat | 849 | 780 |
6 | Diploma I/II | 4 | 6 |
7 | Diploma III/S. Muda | 24 | 43 |
8 | Diploma IV/Strata I | 65 | 59 |
9 | Strata II/III | 1 | 7 |
Sebagian besar penduduk Desa Lemahireng adalah pemeluk agama Islam, menyusul Katholik, Kristen, dan lainnya. Secara terperinci dapat dilihat sebagaimana tabel dibawah ini :
No | Agama | Laki-Laki | Perempuan |
1 | Islam | 4.329 | 4.294 |
2 | Katholik | 102 | 113 |
3 | Kristen | 49 | 42 |
4 | Hindu | – | – |
5 | Budha | – | – |
6 | Konghuchu | – | – |
7 | Kepercayaan | 4 | 4 |
Sedangkan penduduk Desa Lemahireng berdasarkan kelompok umur dapat dilihat sebagaimana tabel berikut :
No | Kelompok Umur | Laki-Laki | Perempuan |
1 | 0-4 tahun | 245 | 256 |
2 | 5-9 tahun | 386 | 340 |
3 | 10-14 tahun | 346 | 357 |
4 | 15-19 tahun | 336 | 280 |
5 | 20-24 tahun | 379 | 354 |
6 | 25-29 tahun | 374 | 333 |
7 | 30-34 tahun | 338 | 332 |
8 | 35-39 tahun | 301 | 322 |
9 | 40-44 tahun | 374 | 395 |
10 | 45-49 tahun | 290 | 369 |
11 | 50-54 tahun | 337 | 324 |
12 | 55-59 tahun | 249 | 256 |
13 | 60-64 tahun | 189 | 179 |
14 | 65-69 tahun | 129 | 160 |
15 | 70-74 tahun | 93 | 82 |
16 | >=75 tahun | 118 | 114 |
Kondisi Sosial dan Ekonomi
1. Kondisi Perekonomian Desa
Perekonomian di Desa Lemahireng merupakan aset yang besar bagi pertumbuhan perekonomian penduduk desa. Mayoritas penduduk bekerja sebagai karyawan di industri-industri yang ada di wilayah Kabupaten Semarang, sementara sebagian kecil lainnya bermata pencaharian di sektor pertanian, perdagangan, jasa, dan wirausaha.
Potensi utama Desa Lemahireng adalah banyaknya sumber daya manusia atau tenaga kerja. Hal ini disebabkan oleh letak desa yang berada di sekitar kawasan industri Ungaran-Bawen. Kemandirian warga menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, seperti usaha jasa laundry, jasa jahit, produksi olahan makanan, warung kelontong, dan warung makan.
Perkembangan sektor industri dan UMKM sebagai kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi menunjukkan peningkatan setiap tahun. Oleh karena itu, penanganan sektor ini perlu lebih diintensifkan.
2. Bidang Kesehatan
Desa Lemahireng tidak memiliki Puskesmas, tetapi jarak ke Puskesmas terdekat hanya ± 5 km. Desa ini memiliki Polindes yang dikelola oleh bidan desa dan Posyandu di setiap RW. Angka kematian bayi dan ibu relatif kecil karena tenaga kesehatan dan kader Posyandu rutin melakukan kunjungan dan pengobatan.
3. Bidang Pendidikan
Pendidikan merupakan aset strategis untuk meningkatkan sumber daya manusia. Sarana pendidikan di Desa Lemahireng meliputi:
SD: 3 buah
TK: 3 buah
PAUD/KB: 2 buah
TPQ: 15 buah
4. Bidang Kebudayaan
Desa Lemahireng memiliki potensi besar di bidang kebudayaan. Seni dan budaya yang berkembang di desa ini meliputi:
Upacara Adat Nyadran
Merti Dusun/Merti Desa
Kesenian Kuda Lumping
Kesenian Soreng
Kesenian Kethoprak
Kesenian Rebana
Musik Tradisional dan Modern
Keragaman seni dan budaya ini merupakan kekayaan daerah yang perlu dikembangkan dan dilestarikan untuk menarik wisatawan domestik maupun asing.
5. Sarana dan Prasarana Desa
Sarana Jalan Desa: Sebagian besar jalan dalam kondisi baik, meskipun ada beberapa ruas yang memerlukan perbaikan.
Sarana Irigasi: Lahan pertanian sebagian besar belum memiliki sistem irigasi yang memadai, sehingga hasil pertanian kurang maksimal.
Sarana Telekomunikasi dan Informasi: Sebagian besar keluarga memiliki alat telekomunikasi seperti HP, TV, radio, dan komputer. Desa Lemahireng juga memiliki media informasi berupa website di laman : Lemahireng.desa.id dan email: desalemahireng@gmail.com.
Sarana Perekonomian: Desa belum memiliki pasar, tetapi jarak ke pasar terdekat hanya sekitar 1 km. Selain itu, terdapat banyak toko dan warung yang menyediakan kebutuhan sehari-hari.